Senin, 28 Januari 2013

Diklatsar PLH SIKLUS ITS



Sekarang ini PLH SIKLUS ITS sedang menggelar acara pendidikan dan latihan dasar XXV (Diklatsar XXV). Seperti yang sudah pernah kuceritakan, diklatsar PLH SIKLUS ITS terdiri dari dua tahap. Tahap pertama adalah diklat forum dan praktek, sedangkan tahap kedua adalah diklat lapangan. Yang sedang berlangsung sekarang adalah diklat lapangan yang diadakan pada tanggal 26-30 Januari 2013 di Trawas, Mojokerto. Sedangkan diklat forum dan praktek sudah dilaksanakan pada tanggal 13-16 Januari 2013.
Hemm, sepertinya ada yang belum mengerti soal PLH SIKLUS ITS ini ya? Okelah, I will tell you here if then. PLH SIKLUS ITS (Pencinta Lingkungan Hidup SIKLUS ITS) adalah salah satu unit kegiatan mahasiswa (UKM) di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS). UKM ini bergerak dalam bidang konservasi lingkungan dan identik dengan mapala (mahasiswa pencinta alam). Untuk menjadi anggotanya, setiap calon anggota harus mengikuti serangkaian diklatsar yang terdiri dari dua tahap seperti yang kusebutkan di atas. Ada tiga status keanggotan di PLH SIKLUS ITS, yaitu anggota muda (AM), anggota penuh (AP), dan anggota luar biasa (ALB). AM adalah anggota baru yang sudah dinyatakan lolos diklatsar. Setelah lolos diklatsar, maka AM harus mengikuti pola pembinaan agar bisa diangkat menjadi AP. Pola pembinaan merupakan serangkaian kegiatan yang disusun oleh divisi pendidikan dan latihan (Diklat) selama satu tahun kepengurusan. Selama mengikuti pola pembinaan, divisi diklat akan menilai AM yang bersangkutan apakah dia sudah layak diangkat menjadi AP atau belum. Penilaian dilakukan dengan mempertimbangkan keaktifan, kemampuan, keloyalan, dan beberapa parameter lainnya. AM yang sudah dirasa cukup dan layak, akan diangkat menjadi AP dan dipersilahkan untuk mengabdikan dirinya dengan menjadi pengurus di PLH SIKLUS ITS. Namun, jika AM dirasa belum cukup dan layak menjadi AP, maka dia diperbolehkan mengikuti pola pembinaan di tahun selanjutnya. Status AP akan berakhir setelah AP yang bersangkutan sudah get out dari kampus, baik dengan cara terhormat (lulus kuliah) maupun tidak terhormat (misalnya drop out). Status AP tersebut akan berganti menjadi ALB yang akan terus berlaku selamanya, sampai orang yang bersangkutan meninggal dunia.
Sampai sekarang, aku sudah mengikuti diklatsar PLH SIKLUS ITS lima kali, yaitu pada tahun 2009 sebagai peserta, tahun 2010 sebagai panitia, tahun 2011 sebagai AP (instruktur), tahun 2012 sebagai komisi disiplin, tahun 2013 sebagai AP (instruktur). Di masing-masing tahun, tentu saja ada cerita. Hemm, tetapi jangan harap aku akan menceritakan proses diklatsar PLH SIKLUS ITS. Kalau mau tahu, ayo segera daftar saja jadi anggota PLH SIKLUS ITS. Tapi syaratnya harus menjadi mahasiswa ITS dulu yaa. Hehe.
Pada tahun 2009, diklatsar PLH SIKLUS ITS meloloskan 29 orang sebagai AM angkatan diklat XXI, salah satunya aku. Setelah mengikuti diklatsar, kami ber-29 mengikuti pola pembinaan. Waktu itu, pola pembinaan dimulai dengan menjadi panitia dies natalis PLH SIKLUS ITS ke-21. Di sini lah saatnya kami ber-29 saling mengenal dan memahami karakter masing-masing. Sayangnya, tidak semua dari ke-29 orang tersebut aktif dalam kegiatan ini. Mungkin hampir separuh yang tidak aktif. Angkatanku (angkatan XXI) benar-benar terseleksi dengan sendirinya. Entahlah, mungkin karena mereka tidak sejalan dengan visi dan misi PLH SIKLUS ITS.
Setelah dies natalis PLH SIKLUS ITS ke-21 usai, pola pembinaan dilanjutkan dengan kegiatan LANDAKS XXI (Latihan Dasar Kepemimpinan PLH SIKLUS ITS XXI). LANDAKS dilakukan di sebuah rumah peristirahatan yang cukup jauh dari keramaian. Selama LANDAKS, kami (para peserta) mendapat banyak pengetahuan baru seputar PLH SIKLUS ITS dan ilmu manajemen organisasi dan kegiatan. Di suatu sesi saat LANDAKS, kami dilatih untuk melakukan wawancara dan mencari informasi tentang lingkungan hidup di desa Sajen, desa tempat kami melaksanakan LANDAKS XXI. Di akhir kegiatan LANDAKS, ada ujian akhir yang akan menentukan lulus tidaknya peserta. Kelulusan LANDAKS ini penting demi peniliaian dalam pola pembinaan. Nilaiku? Tentu saja. Lulus. Tapi mepet. Hasil pembulatan pula. Hahaha. Nilai minimal untuk dapat lulus LANDAKS waktu itu kalau tidak salah 70, sedangkan nilaiku adalah enam-puluh-sembilan-koma-sekian yang kalau dibulatkan hasilnya menjadi 70. Hehehe.
Seusai LANDAKS, pola pembinaan dilanjutkan dengan kegiatan latihan ke-pencinta-alam-an yaitu panjat tebing, gunung hutan (navigasi darat dan analisa vegetasi), dan arung jeram. Goal dari kegiatan latihan tersebut adalah praktek di tempat sebenarnya. Dari ketiga kegiatan tersebut, aku mengikuti kegiatan latihan dan praktek gunung hutan yang saat itu diadakan di gunung Semar, Pundak, dan sekitarnya. Kalau penasaran di mana gunung Semar dan Pundak, silakan tanya ke mbah google aja yaa. Yang jelas, gunung-gunung itu berada di provinsi Jawa Timur.
Setelah mendapat ilmu dan pengetahuan dari LANDAKS dan kegiatan ke-pencinta-alam-an, AM angkatan XXI diharuskan mengadakan kegiatan sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat. Kegiatan tersebut disebut Bakti Lingkungan XXI. Sebelum akhirnya memutuskan kegiatan apa yang akan dilakukan, kami mengadakan rapat berkali-kali dan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya. Bukan tanpa alasan. Kami ingin kegiatan yang kami adakan nantinya akan memberi manfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Setelah rapat berkali-kali, perombakan rencana berkali-kali, dan survey berkali-kali, maka kami memutuskan mengadakan kegiatan dengan tajuk “Bakti Lingkungan XXI: Semarak Bakau Bermanfaat” atau yang disingkat menjadi SBB. Kegiatan tersebut diadakan di desa Brondong, Lamongan, Jawa Timur. Desa Brondong dipilih sebagai lokasi kegiatan SBB sebab di daerah tersebut banyak tumbuh pohon bakau.
Kegiatan SBB berupa workshop tentang pemanfaatan bakau yang diikuti oleh warga desa Brondong dan sekitarnya. Workshop diberikan oleh pemateri dari AM angkatan XXI dan Pak Soni. Pak Soni adalah seorang pakar mangrove (pohon bakau) dari Wonorejo, Surabaya, yang cukup terkenal. Sekarang ini Wonorejo sudah dijadikan menjadi ecowisata mangrove. Ohya, pemateri dari AM angkatan XXI yang mengisi workshop sebelumnya juga sudah belajar dari Pak Soni. Hehe.
Dalam workshop tersebut, diuraikan berbagai macam manfaat pohon bakau, baik dari segi alam maupun komersil. Pohon bakau merupakan jenis pohon yang tumbuh di tepian perairan, sehingga dapat mencegah abrasi. Pohon bakau juga memiliki serapan karbon yang cukup tinggi. Selain itu, akar-akar pohon bakau yang terendam di air juga bisa menjadi ekosistem dari makhluk hidup yang tinggal di perairan tersebut, seperti rajungan, udang, kerang, kepiting dan ikan-ikan kecil. Sedangkan dari segi komersil, ternyata buah pohon bakau bisa diolah menjadi berbagai macam makanan. Ada jenis pohon bakau yang buahnya bisa diolah menjadi pengganti beras, tepung untuk membuat kue, dan minuman berasa (sirup). Ada juga buah pohon bakau yang bisa dijadikan bahan baku dalam produksi biosolar. Pernah membaca postinganku sebelum ini yang berjudul Empat Setengah Tahun Kuliah? Di postingan tersebut aku menceritakan bahwa aku mengambil TA dengan judul “Pemanfaatan Kulit Telur Ayam dan Abu Layang Batubara sebagai Katalis Heterogen dalam Reaksi Transesterifikasi Minyak Nyamplung (Calophyllum Inophyllum Linn)”. Pohon Nyamplung tersebut juga merupakan asosiasi dari pohon bakau.
Di balik kesuksesan kegiatan SBB (iya dong, sukses!), ada satu musibah yang mengakibatkan Sulis (ingat Sulis? Dia salah satu personil di Goes to Jember) patah tulang di tangan kanannya. Satu bulan sebelum hari-H, beberapa orang panitia melakukan survey ke tempat yang akan dijadikan  lokasi kegiatan. Aku tidak ikut pergi survey saat itu. Mereka pergi dengan sepeda motor. Di tengah perjalanan ke Lamongan, motor yang dikendarai oleh salah satu panitia berhenti mendadak, sehingga motor lain yang juga dikendarai oleh panitia di belakangnya menabrak motor yang berhenti mendadak tersebut. Karena kecelakaan tersebut, dua motor harus masuk bengkel dan tiga orang panitia luka-luka. Dua orang lainnya luka ringan, dan satu orang lagi (Sulis) mengalami patah tulang di tangan kanan.
Karena cedera tersebut, Sulis jadi seperti semacam peliharaan. Hehe. Bagaimana tidak, dia tidak bisa keluar kos, dan selalu disuapi kalau makan. Hikz :’(
Untung saja Sulis termasuk cewek yang mandiri dan kuat. Dia segera sembuh dan bisa kembali membantu persiapan kegiatan SBB meskipun tangannya dibalut perban.
Setelah kegiatan SBB selesai, kami mendapat tantangan dari salah satu ALB untuk menyelesaikan  Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) maksimal tiga hari setelah kegiatan usai. ALB yang bersangkutan berjanji akan menambah dana kegiatan sebesar Rp 1.000.000,00 jika kami bisa menepati tantangannya. Alhamdulillah, buku LPJ setebal hampir 3 cm tersebut selesai juga dalam tiga hari, tepat pada pukul 00.00. Hehehe.
Sumber dana kami untuk melakukan kegiatan SBB berasal dari kampus, bantuan PLH SIKLUS ITS, sponsor dari PT SIER dan Lily Bakery, serta hasil menjual barang-barang bekas milik panitia. Setelah dijumlahkan semua, ternyata masih ada selisih negatif dengan rencana anggaran dana yang kami buat. Oleh karena itu, uang Rp 1.000.000,00 tersebut sangat bernilai bagi kami. Kenyataanya, masih ada sisa saldo dari keseluruhan biaya tersebut.
Selama proses kegiatan SBB, dari pra sampai pasca hari-H, AM angkatan XXI banyak yang mutung alias menghilang dari PLH SIKLUS ITS. Yaa, setiap orang pasti memiliki prioritasnya masing-masing, apalagi kami berstatus mahasiswa. Persiapan kegiatan SBB itu pun banyak memakan waktu.
Setelah kegiatan SBB, berakhirlah rangakaian kegiatan pola pembinaan. Tetapi, penilaian masih dilakukan sampai menunggu waktu yang tepat untuk mengangkat AM menjadi AP. Penilaian dilakukan dengan melihat keaktifan dan kecakapan serta keloyalan AM dalam berbagai kegiatan PLH SIKLUS ITS. Kegiatan paling terakhir sebelum aku diangkat menjadi AP adalah diklatsar XXII PLH SIKLUS ITS pada tahun 2010.
Pada diklatsar XXII tahun 2010, aku dan teman-teman seangkatan ikut serta sebagai panitia. Di hari terakhir diklatsar XXII, panitia mendapat kejutan. Hemm, bukan kejutan, sebenarnya aku sudah menduganya sih. Di hari terakhir itu, kami, para panitia, mendapat instruksi dari para AP dan ALB untuk melakukan susur sungai untuk mencari sesuatu. Susur sungai yang ini bukan menggunakan perahu, tetapi langsung nyemplung ke dalam sungai yang airnya luar biasa dingin. Brrrr. Kami melakukan susur sungai sampai di suatu tempat di dekat air terjun. Dan di air terjun itu lah, kami dilantik menjadi AP. Tidak semua dari kami dilantik menjadi AP. Ada beberapa orang teman yang belum bisa dilantik, sebab menurut peniliaian, mereka masih belum layak. Dari ke-29 orang angkatan XXI, yang dilantik menjadi AP saat itu adalah 18 orang.
Persaaanku saat itu? Campur aduk, tapi yang terutama adalah terharu. Aku sempat menangis waktu proses pelantikan. Lebay yah gue? Hehe.
Sebenarnya sih, aku belum merasa layak dilantik menjadi AP. Dari segi softskill maupun hardskill, sepertinya aku belum bisa apa-apa. Tapi para AP dan ALB memiliki penilaian lain. Rupanya bukan hanya hardskill dan softskill yang dibutuhkan, tetapi juga loyalitas. Hardskill dan softskill adalah hal yang penting, tetapi tanpa loyalitas terhadap PLH SIKLUS ITS, mereka tidak akan bisa bertahan. Sedangkan hardskill dan softskill bisa dipelajari kapan pun.
Beberapa hari setelah pelantikan AP, namaku muncul di SK Ketua Umum yang menjelaskan bahwa nama-nama yang tertera telah menjadi pengurus PLH SIKLUS ITS. Aku ditugaskan untuk membantu di divisi Hubungan Masyarakat (Humas), seperti jabatanku sebelumnya di HIMKA (Himpunan Mahasiswa Kimia).
***
PLH SIKLUS ITS telah memberi banyak hal untukku: Saudara baru, pengetahuan baru, pengalaman baru. PLH SIKLUS ITS juga mengajarkan tentang berbagi, bersaudara, memberi, membantu, mandiri, kebijaksanaan, keteguhan, ketangguhan, loyalitas, dan keberanian. Terimakasih PLH SIKLUS ITS...
Hari Sabtu dan Minggu kemarin, aku sempat datang ke lokasi Diklatsar XXV PLH SIKLUS ITS. Semoga Diklatsar XXV bisa melahirkan ranger-ranger PLH SIKLUS ITS yang tangguh, berani, dan yang paling penting loyal terhadap PLH SIKLUS ITS. Salam Lestari!

2 komentar:

  1. koreksi ekky...........
    "tangan gue gag patah tapi dislokasi di sendi tempurung bahu kanan n gejala gagar otak ringan"
    --> makanya sekarang sering kumat "o'on" nya
    hehe ;-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waah, hehe, makasih koreksi nya Suliiis :D
      tp sepertinya gejala gegar otakmu saiki makin parah deh lis, soale o'onmu makin sering kumat, wkwk :p

      Hapus

terimakasih ^^