Senin, 26 Agustus 2013

hmmmm



Halo para tetesan air hujan,
Aku ingin menghubungi kalian secara pribadi, saling berbicara dan mendengarkan. Maka aku menuliskan ini sebagai my disguise.
Ada banyak hal yang belum aku ceritakan di sini. Salah satunya tentang mimpiku. Di salah satu posting, aku berjanji hanya akan menceritakan mimpi itu jika sudah terwujud. Tapiiii... Aku sedang membutuhkan seseorang untuk mendengarku. Dan aku pikir kalian lah pendengar terbaik, para tetesan air hujan.

Hemmm...
Gak jadi deh. Next time lah ya.

Sabtu, 03 Agustus 2013

Kemarau yang menunggu Hujan

Aku terus menengadah
Menantikan rombongan awan yang membawamu untuk menyambangi tanahku
Dengan sabar menghitung waktu
detik menjadi menit, menit menjadi jam, jam menjadi hari, hingga hari menjadi bulan
Sayang sekali aku adalah kemarau yang malang
yang tetap menunggu saat bertemu denganmu
meskipun tahu bahwa keberadaanmu menyebabkan ketiadaan bagiku
bahwa pada akhirnya kita akan saling meniadakan
Sebab aku hanya ingin mengasihimu dengan sederhana,
seperti yang ditulis oleh Kahlil Gibran, tentang kayu dan api
Aku tetap menantikan saat-saat perjumpaan
yang sekaligus menjadi perpisahan bagi kita
yang terangkum dalam tetesan air hujan pertama setelah kemarau panjang
selama sepersekian detik
Kau tahu tentang malam dan pagi?
Mereka menjaga keseimbangan alam secara bergantian
Tahukah kau bahwa malam dan pagi saling jatuh cinta?
Sehingga Tuhan menciptakan fajar untuk mempertemukan mereka
Pagi dan malam lebih beruntung, sebab mereka tidak perlu menghitung waktu hingga berbulan-bulan untuk saling bertemu
Namun, meskipun pertemuan kita hanya bertahan sepersekian detik, ketika tetesan air hujan jatuh di tanah tandusku,
aku akan mengingatmu seperti pagi mengingat malam, dan malam mengingat pagi
Sampai jumpa lagi sang Hujan, yang datang sebagai anugrah bagi umat manusia setelah sang Kemarau [aku]

Hujan setelah Kemarau

Sebab kedatanganmu seperti tetesan air hujan pertama setelah kemarau panjang,
maka aku menuliskan puisi ini untukmu
Kau tahu hidupku pedih
Hidupku layu seperti pohon-pohon yang meranggas,
dan kering seperti tanah yang retak tanpa rembesan air
Lalu kau datang, dengan segala keindahanmu,
sebagai tetesan air pertama yang turun dari langit
Memberi inisiasi penghijauan bagi dahan dan daun hidupku yang layu
Merasuki seluruh hidupku
Mempengaruhi segala tingkahku
Mengakhiri kemarau panjangku
Membasahi hidupku yang gersang
Memberi rasa manis dalam hidupku yang pahit
Sebab kau datang seperti tetesan air hujan pertama setelah kemarau
di sini, di tanah tandusku
Hingga kesan itu tidak pernah hilang
Melekat bertautan seperti pagi mengingat malam, dan malam mengingat pagi meski pertemuan mereka secepat fajar
Terimakasih
Sebab kau turun di tanah tandusku, menjadi tetesan air hujan pertamaku



Kerja [PRAKTEK]

Ada perubahan mendadak! Pak Agus dari PT Hakiki Donarta menelepon dan memintaku masuk kerja tanggal 8 Juli. Yah, it means I’ve been working for about 3 weeks.
Nah, jadi begini ceritanya. Sebenarnya aku bakal ditempatkan di pabrik di daerah Gunung Gangsir (Pandaan) sebagai daily QC. Tapi Mr. Lino, direkturnya, minta aku ditraining dulu di lab Surabaya. Jadilah aku masuk kerja sejak tanggal 8 Juli yang lalu. Pabriknya sendiri baru buka tanggal 20 Agustus. Alhamdulillah, berkah Ramadhan kali yaa... Hehe.
Pada tanggal 19 Juli kemarin aku dan temen-temen lain yang bakal ditempatkan di Gunung Gangsir mendapat kesempatan untuk melihat-lihat pabrik yang sudah 80% siap lah yaa. Hemm, it reminds me about Paiton. Sumpah aku jadi kangen banget sama masa-masa kerja praktek di PT IPMOMI Paiton unit 7 dan 8. Kangen sama kos-kosannya yang berdebu, sama Meita dan Anita (temen sekelompok), sama Rustin dan Novita (temen dari Unej), sama adek-adek tabis Rani dan Meta (temen dari SMK Kimia Industri Malang), sama Pak Erwan (Kepala Lab Air di Paiton unit 7 dan 8), sama Bu Lia (Kepala WWTP unit 7 dan 8), sama semuanyaaaa termasuk sama makan siangnya yang porsi jumbo dan pentri di lab air yang kadang-kadang penuh dengan makanan. Hehehe. Kami memang rakus. Ups!
Nah, ini dia gambar-gambar narsis yang kami ambil di Paiton... cekidot...
Meta, Rani, aku, dan Anita narsis di plant

Meita, aku, dan Anita narsis di water treatment plant

Nah ini dia salah satu sudut water laboratory nya

ini dari ketinggian entah berapa mdpl, tuh lihat aja jalannya jadi kelihatan keci

water laboratory nya ada di sebelah kanan kita
Huaaa, rasanya kepingiiiiiiin banget kembali ke Paiton unit 7 dan 8. Kerja di sana? Kepingin banget! Tapi you know lah, jadi karyawan Paiton itu gak segampang bikin tulisan ini. Setiap ada iklan lowongan kerja di Paiton, selalu tertera syarat ‘berpengalaman min. 3 tahun’. Nah, jadi biar aku bungkus dulu saja keinginan itu rapat-rapat.
Anyway, kembali lagi soal pekerjaan baruku. Jadi, selama tiga minggu ini aku sudah mulai menjalani masa training di laboratorium Java Biocolloid. Java Biocolloid (JB –bukan Justin Bieber!) adalah perusahaan yang merupakan bagian dari PT Hakiki Donarta yang memproduksi tepung agar-agar dan sejenisnya. Di sini aku banyak mempelajari dan mengalami hal-hal yang sama sekali baru bagiku. Mulai dari membuat larutan agar, mengukur GS (Gel Strength –kekuatan agar), mengukur gelling point, menghitung bakteri, mencari suplier pH meter, sampai terlibat dalam proses pembuatan tepung agar dari raw seaweed (skala lab).
Pabrik JB baru akan beroperasi pada awal bulan September. Sampai saat tulisan ini dibuat, baru ada empat orang calon karyawan di pabrik JB yang sedang training di lab JB Surabaya. Dari keempat orang itu, aku adalah satu-satunya cewek! Lucunya, Mr. Lino, the owner of JB, setiap kali memanggil kami, Beliau akan menyebut ‘Ekky and The Boys’. Lama-lama kami bakal bikin band. Hahaha. Lucu gak? Lucu gak? Iya deh, lucu aja deh yaaa. Hohoho.
Well, that’s all. I promise (especially to my own self) I’ll update as soon as possible... (Oh please, don’t see my crossed fingers!).
Oke, thanks for reading my words. Keep blogging yuuuk! ^^