Sejak kecil, aku selalu berkeinginan
menciptakan ceritaku sendiri dalam berlembar-lembar kertas. Bukan untuk apapun,
selain hanya untuk membebaskan imajinasi masa kecil. Dulu, hal yang paling
menyenangkan adalah ketika pikiranku tidak lagi berada di tempatnya. Pikiranku
melayang, berlari-lari dan menari menembus dunia yang begitu luas. Pikiranku
bebas saat aku menghadapi kertas. Sungguh sebuah masa kecil yang indah.
Aku pernah menulis tentang dunia dimana
doraemon nyata, power rangers selalu siaga, sihir bisa dipelajari dengan wajar,
si minky momo bepergian ke Indonesia, sailormoon
mencari anggota baru dan si putri duyung selalu berhati-hati terkena air hujan.
Kini cerita-cerita masa kecil itu hilang ditelan oleh bisingnya dunia. Hiruk pikuk
doktrin yang mendera pikiran, sehingga sanggup mencederai imajinasi masa kecil.
Bagi masa kecilku, berada dalam duniaku
sendiri sungguh sangat menyenangkan. Mungkin itu salah satu bentuk autis, atau
bisa jadi masa kecilku telah memahami bahwa mendapati dunia yang diinginkan
adalah hal yang menyenangkan, paling menyenangkan. Ya, tentu saja, bagi setiap
orang. Sebab dunia yang diinginkan oleh setiap orang selalu berbeda, sehingga
dunia ini penuh dengan warna dan perbedaan. Akhirnya aku dan setiap orang pun
tumbuh bersama doktrin dan kesepakatan. Pikiran kami terikat, dan hanya
beberapa yang mampu membebaskan dirinya, keluar dari area doktrin dan berpikir
di luar area.
Saat menghadapi kertas, seharusnya kita
percaya, bahwa dunia yang akan kita ciptakan dalam kertas itu, nasibnya berada
di tangan kita. Apakah akan menjadi dunia yang abu-abu, hitam putih, penuh
dengan doktrin, bebas dari kontaminasi atau bagaimana pun, semuanya hanya
terserah kita. Setiap dari kita bisa membebaskan pikirannya dari doktrin,
berlari dari area itu, dan melayang-layang bersama imajinasi. Hanya melalui
selembar kertas.
Beberapa orang dengan skeptis berkata,
“apa gunanya berimajinasi tanpa bisa mewujudkannya?”. Ingatkah, bahwa imajinasi
Da Vinci dalam selembar kanvasnya akhirnya meringankan kita bepergian jauh hingga
ke luar negeri tanpa melewati laut?
Sebetulnya, aku berharap aku akan segera
bebas, karena aku pun belum bebas, sama sekali belum. Menjadi orang yang bebas,
menjadi hijau di tengah-tengah kelabu. Menjadi bulat di tengah-tengah kubus.
Hari ini adalah titik, awal di mana kebebasan itu mencoba meraih kedudukannya.
Semoga saja, Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terimakasih ^^