Sabtu, 26 Januari 2013

Me in A Wonderful Land



Sejak kecil, aku selalu berkeinginan menciptakan ceritaku sendiri dalam berlembar-lembar kertas. Bukan untuk apapun, selain hanya untuk membebaskan imajinasi masa kecil. Dulu, hal yang paling menyenangkan adalah ketika pikiranku tidak lagi berada di tempatnya. Pikiranku melayang, berlari-lari dan menari menembus dunia yang begitu luas. Pikiranku bebas saat aku menghadapi kertas. Sungguh sebuah masa kecil yang indah.
Aku pernah menulis tentang dunia dimana doraemon nyata, power rangers selalu siaga, sihir bisa dipelajari dengan wajar, si minky momo bepergian ke Indonesia,  sailormoon mencari anggota baru dan si putri duyung selalu berhati-hati terkena air hujan. Kini cerita-cerita masa kecil itu hilang ditelan oleh bisingnya dunia. Hiruk pikuk doktrin yang mendera pikiran, sehingga sanggup mencederai imajinasi masa kecil.
Bagi masa kecilku, berada dalam duniaku sendiri sungguh sangat menyenangkan. Mungkin itu salah satu bentuk autis, atau bisa jadi masa kecilku telah memahami bahwa mendapati dunia yang diinginkan adalah hal yang menyenangkan, paling menyenangkan. Ya, tentu saja, bagi setiap orang. Sebab dunia yang diinginkan oleh setiap orang selalu berbeda, sehingga dunia ini penuh dengan warna dan perbedaan. Akhirnya aku dan setiap orang pun tumbuh bersama doktrin dan kesepakatan. Pikiran kami terikat, dan hanya beberapa yang mampu membebaskan dirinya, keluar dari area doktrin dan berpikir di luar area.
Saat menghadapi kertas, seharusnya kita percaya, bahwa dunia yang akan kita ciptakan dalam kertas itu, nasibnya berada di tangan kita. Apakah akan menjadi dunia yang abu-abu, hitam putih, penuh dengan doktrin, bebas dari kontaminasi atau bagaimana pun, semuanya hanya terserah kita. Setiap dari kita bisa membebaskan pikirannya dari doktrin, berlari dari area itu, dan melayang-layang bersama imajinasi. Hanya melalui selembar kertas.
Beberapa orang dengan skeptis berkata, “apa gunanya berimajinasi tanpa bisa mewujudkannya?”. Ingatkah, bahwa imajinasi Da Vinci dalam selembar kanvasnya akhirnya meringankan kita bepergian jauh hingga ke luar negeri tanpa melewati laut?
Sebetulnya, aku berharap aku akan segera bebas, karena aku pun belum bebas, sama sekali belum. Menjadi orang yang bebas, menjadi hijau di tengah-tengah kelabu. Menjadi bulat di tengah-tengah kubus. Hari ini adalah titik, awal di mana kebebasan itu mencoba meraih kedudukannya. Semoga saja, Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terimakasih ^^