Hari ini ada satu lagi beban yang
berkurang, tetapi akan ada satu beban lagi yang datang. Beban yang jauh lebih
berat.
Coba tebak...
Yup. Akhirnya setelah menempuh waktu 4,5
tahun, studi S1 ku pun selesai juga. Alhamdulillah... Eh, tinggal nunggu
yudisium dan wisuda nih. Hoho.
Hmmm. 4,5 tahun. Lama, ya? Padahal waktu
normalnya adalah 4 tahun. Hehe.
Dan hari ini pun, setelah melamun kesana
kemari, otakku mulai flashback ke 4,5 tahun silam. Eh bukan, maksudnya
flashback ke masa-masa selama kuliah 4,5 tahun ini. Hemm, dokumentasi ini aku
tulis hari ini, dan akan aku baca di kemudian hari untuk dikenang,
ditertawakan, dibagi ke anak cucu, diceritakan ke suami, dsb dsb. Yang jelas,
karena tulisan ini sudah aku publish di blog, jadi siapa pun bebas membacanya.
Yah, semoga menghibur, mencela, atau apa pun itu. Hehe. So, here we go.
Dimulai dari 4,5 tahun silam, aku sangat
senang ketika cita-citaku untuk menjadi salah satu mahasiswa ITS (Institut
Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya) akhirnya terwujud. Lalu aku mengikuti masa
OMB (Orientasi Mahasiswa Baru) selama beberapa bulan. FYI, di ITS-ku tersayang
ini, masa ospek atau OMB nya memang dilakukan selama beberapa bulan sampai si
mahasiswa baru dirasa cukup mampu dan siap menjadi mahasiswa. Sampai akhirnya,
pada tanggal 16 April 2009 (bener nggak, sih? hehe), aku dan teman-teman
seangkatanku 2008 di jurusan KIMIA FMIPA ITS pun dirasa layak menjadi mahasiswa
dan diangkat menjadi ‘warga’. Hemm, kata ‘warga’ tidak perlu dibahas di sini.
Intinya, kami (aku dan teman-teman seangkatanku) sudah bisa hidup ‘bebas’ di
lingkungan kampus.
Selama menjalani peran sebagai mahasiswa
baru, aku mencoba dua macam UKM. Bukan Usaha Kecil Menengah, lho, tapi Unit
Kegiatan Mahasiswa. Yang pertama, UKM Kendo. Kendo adalah salah satu cabang
olahraga bela diri yang berasal dari Jepang. Karena pernah gagal di Karate
(selalu gak lolos ujian), maka aku mencoba peruntungan di dunia per-Kendo-an.
Berbeda dengan Karate yang tidak memakai senjata alias tangan kosong, Kendo justru
menggunakan pedang sebagai ciri khasnya. Hhh. Entah deh, kenapa dulu kok aku
mupeng banget kepingin bisa bela diri, padahal gak ada bakat sama sekali. Dan
tentu saja, sangat bisa ditebak bahwa akhirnya aku gagal juga di dunia
per-Kendo-an. Sebelum diusir dari dojo (tempat latihan), aku segera menghilang
dari UKM itu. Kalau tidak salah ingat, mungkin ada dua bulan aku ikut latihan
Kendo, tapi masih saja belum bisa melakukan gerakan-gerakan sederhana. PAYAH!
UKM kedua adalah PLH SIKLUS ITS atau
Pencinta Lingkungan Hidup SIKLUS ITS. UKM ini sangat identik dengan dunia
ke-mapala-an (mapala = mahasiswa pencinta alam). Maka, dengan berbekal kepo tentang bagaimana
rasanya naik gunung, aku nekat mendaftarkan diri ke PLH SIKLUS ITS. Sebelumnya,
aku sudah berhasil menghasut Meita (teman seangkatan di KIMIA) untuk ikut
mendaftar di PLH SIKLUS ITS bersamaku. Dan akhirnya, hari itu (lupa
tanggalnya), kami berdua mendaftar menjadi anggota PLH SIKLUS ITS. Sebelum
menjadi anggota, ternyata kami harus mengikuti serangkaian kegiatan pendidikan
dan latihan (Diklat) yang terdiri dari dua tahap. Tahap pertama adalah diklat
forum dan praktek yang dilaksanakan di area kampus selama beberapa hari.
Sedangkan tahap kedua adalah diklat lapangan yang dilaksanakan di luar kampus.
Serangkaian kegiatan diklat itu ‘sangat mengesankan’ dan ‘menyenangkan’.
Pokoknya WOW banget.
Di hari terakhir diklat lapangan, pada
tanggal 28 Januari 2009, aku dan teman-teman seangkatan diklat ke-21 yang
berjumlah 29 orang, dinyatakan lulus dan diangkat menjadi anggota muda PLH
SIKLUS ITS angkatan XXI. Sejak hari itu, kehidupanku di kampus ITS-ku tersayang
ini pun menjadi lebih ‘hidup’.
Setelah resmi menjadi anggota muda PLH
SIKLUS ITS, aku dan ke-29 orang temanku diharapkan aktif dalam setiap kegiatan
yang diadakan oleh PLH SIKLUS ITS dan mengikuti pola pembinaan yang sudah
dirancang oleh divisi pendidikan dan latihan agar dapat diangkat menjadi
anggota penuh. Nah, jadi di PLH SIKLUS ITS ini ada tiga jenis anggota, yaitu
anggota muda (AM), anggota penuh (AP), dan anggota luar biasa (ALB). Anggota
yang baru lulus diklat disebut anggota muda. Kemudian, setiap AM diharuskan
mengikuti pola pembinaan yang biasanya terdiri dari rangkaian kegiatan selama
satu tahun kepengurusan. Dari pola pembinaan tersebut, setiap AM akan dinilai
keaktifan serta kelayakannya untuk menjadi anggota penuh. Jika belum dirasa
layak, AM bisa mengulang pola pembinaan di tahun kepengurusan berikutnya. Jika
AM sudah diangkat menjadi AP, maka AP-AP baru tersebut bisa mengabdikan dirinya
untuk menjadi pengurus PLH SIKLUS ITS selama beberapa waktu. Setelah menunaikan
kewajibannya sebagai AP dan lulus kuliah, maka AP akan diangkat menjadi ALB.
Dan sebentar lagi aku akan menjadi ALB. Hehehe. Asiik \m/
Masa-masa AM menuju AP adalah masa-masa
yang rentan, sebab ada beberapa AM yang tidak merasa sejalan dengan visi misi
PLH SIKLUS ITS, sehingga akhirnya mereka terseleksi dengan sendirinya. Di
angkatan 21 (angkatanku), dari 29 orang akhirnya diangkat 19 orang yang menjadi
AP.
Ada banyak kenangan yang terjadi sejak
aku menjadi anggota PLH SIKLUS ITS, and I promise I will write it next time.
Tunggu yaa, hehe.
Well, setelah
menjelajahi dunia UKM, aku mulai mencoba aktif di himpunan mahasiswa Kimia (HIMKA).
Bersama teman-teman seangkatan C 26 (Chemistry angkatan ke-26), aku mendaftarkan
diri sebagai pengurus. Setelah melewati proses wawancara, namaku tercantum juga
di lembar SK kepengurusan HIMKA 2009-2010 sebagai Staff Divisi Hubungan
Mahasiswa. Aku lupa persisnya ditugaskan di hubungan luar atau dalam, hehehe.
FYI, this is for the first time for me to know how to be an organizer,
soalnya masa-masa SMA kulewati begitu saja dengan menjadi siswa tipe SEPUL
(Sekolah-Pulang). Rasanya waktu itu serasa menjadi orang penting, haha.
Perasaan euforia itu akhirnya hilang setelah aku terlibat banyak kegiatan di
PLH SIKLUS ITS. Bisa dibilang masa hidupku di HIMKA pendek sekali, tapi aku
senang pernah melakukan beberapa hal untuk HIMKA. Salah satunya membuat FB
HIMKA, meskipun akhirnya FB itu diambil alih oleh temanku sesama staff Humas karena
aku sudah tidak aktif lagi di sana. Hoho, maaaaaf yaa.
Jadi, setelah aku ingat-ingat, pada tahun
pertama di ITS, aku sudah menjadi warga HIMKA, sempat menjadi pengurus HIMKA, sempat
mengikuti latihan Kendo selama 2 bulan, bergabung dengan PLH SIKLUS ITS, dan
mengikuti pola pembinaan AM di PLH SIKLUS ITS.
Pada tahun Kedua, aku dilantik menjadi AP
di PLH SIKLUS ITS dan menjadi pengurus di PLH SIKLUS ITS. Di tahun kedua ini,
aku semakin hilang di HIMKA. Aku sudah tidak pernah menginjakkan kaki di
basecamp HIMKA, juga tidak pernah mengikuti berbagai jenis pertemuan apa pun.
Aku benar-benar berkonsentrasi di PLH SIKLUS ITS. Sebenarnya, aku bukan memilih
untuk lebih aktif dan giat di PLH SIKLUS ITS daripada di HIMKA. Aku hanya
merasa nyaman di PLH SIKLUS ITS dengan kegiatannya yang berbau ke-mapala-an.
Waktu itu aku juga mempertimbangkan bahwa HIMKA memiliki SDM lebih banyak
daripada PLH SIKLUS ITS. Entah ya, waktu itu rasanya aku benar-benar
membutuhkan waktu 30 jam sehari. Hmm, mungkin aku nya saja yang kurang bisa
membagi waktu. Hehe.
Apalagi ya yang terjadi di tahun kedua,
hmm, aku lupa nih, nanti kalau ingat akan kutulis lagi.
Pada tahun ketiga, aku menjadi pengurus
inti di PLH SIKLUS ITS sebagai sekretaris umum. Tugas sekretaris umum
sebenarnya tidak begitu berat. Hanya perlu mendokumentasikan hasil rapat, membuat
surat, mengawasi dan mendokumentasikan surat keluar masuk, membenahi basecamp,
mengadakan dan memperbaiki alat tulis kantor, mendata anggota, dan tugas
administrasi lainnya. Karena menjadi salah satu BPH (Badan Pengurus Harian),
aku juga tidak diijinkan menjadi panitia dalam berbagai kegiatan di PLH SIKLUS
ITS. Jadi intinya, aku memiliki banyak waktu luang. Nah, di sini lah letak kesalahanku.
Dengan mempertimbangkan waktu luangku ini, aku memutuskan untuk pulang pergi
setiap hari. Sebelumnya, aku ngekos di daerah dekat kampus, tetapi kemudian aku
chek out dari kos dan memboyong semua barangku ke rumah. Hasilnya, setiap hari
aku harus meluangkan waktu setidaknya dua jam untuk pulang ke rumah dan pergi
ke kampus, sebab setiap perjalanan dari rumah ke kampus atau sebaliknya,
membutuhkan waktu setidaknya satu jam. FYI, rumahku terletak di Sidoarjo dan
kampus ITS terletak di Surabaya. Belum lagi, aku sudah mulai memutuskan untuk
tidak meminta uang saku kepada orang tua. Dengan begitu, aku harus meluangkan
waktu lagi setidaknya dua sampai tiga jam sehari untuk mengajar les privat. Alhasil,
waktuku yang seharusnya 24 jam sehari berkurang menjadi 20-19 jam sehari.
Kalau ada kuliah pagi, aku berangkat dari
rumah pukul 06.00 dan sampai di kampus pukul 07.00 (kalau tidak macet), lalu
aku mengikuti perkuliahan sampai (anggap saja) pukul 17.00. Setelah magrib, aku
mengajar les privat sampai pukul 20.00 atau 21.00. Kemudian baru pulang ke
rumah yang membutuhkan waktu perjalanan selama 1 jam. Sampai di rumah, aku
sudah lupa dengan tugas kuliah maupun tugas organisasi. Rasa lelah
mengalahkanku. Saat-saat itu aku jadi berpikir padahal waktu menjadi AM aku
selalu semangat dalam melakukan kegiatan di PLH SIKLUS ITS, tetapi sekarang
lelah sedikit saja aku sudah kalah.
Dengan jadwal yang begitu padat akibat
pulang pergi dan mengajar les privat, kehidupanku di kampus jadi berantakan.
Karena lelah, aku jadi sering bolos kuliah. Sebenarnya waktu tahun kedua aku
juga sering bolos sih, hehe. Hemm, sepertinya masa-masa rajinku hanya bertahan
di tahun pertama, hoho. Aku juga kehilangan banyak momen di PLH SIKLUS ITS.
Tugas administrasi ku berantakan, dan harus disokong oleh ketua umum yang waktu
itu juga perempuan. Aku sangat malu. Sangat malu. Tapi apa mau dikata.
Sekretariat PLH SIKLUS ITS juga tidak berhasil kubenahi. Jujur saja, aku tidak
melakukan fungsiku sebagai sekretaris umum secara optimal.
Di tahun ketiga ini aku menjadi orang
gagal. Di organisasi aku payah, di kuliah pun aku buruk. Asal tahu saja, di
semester lima, IPS ku turun dari 3,2 (kalau tidak salah sih) menjadi 2,8 (yang
ini pasti, soalnya sudah terpatri di hati, wkwk).
Tahun ketiga perkuliahan-ku di tutup
dengan menjalani KP (Kerja Praktek) di PT IPMOMI Paiton. Tahu pembangkit
listrik se-Jawa-Bali yang terletak di perbatasan Probolinggo-Situbondo, kan?
Karena aku adalah orang yang sangat beruntung, jadi aku bisa KP di sana.
Hahahaha.
Di tahun keempat, aku masih aktif di PLH
SIKLUS ITS dengan menjadi pengurus sebagai staff divisi pendidikan dan latihan,
tetapi sepertinya peranku hanya sebagai pelengkap, hahaha. Di semester pertama,
aku mengambil mata kuliah Rancangan Tugas Akhir (RTA). Setelah
menimbang-nimbang masalah waktu, biaya, dan minat, aku memutuskan untuk
mengambil Tugas Akhir (TA) di bidang kimia anorganik, dengan judul TA:
Pemanfaatan Kulit Telur Ayam dan Abu Layang Batubara sebagai Katalis Heterogen
dalam Reaksi Transesterifikasi Minyak Nyamplung (Calophyllum Inophyllum Linn).
Buseet, itu judul apa paragraf? Panjang banget.
Aku menyusun RTA dalam waktu cukup
singkat, soalnya waktu itu dosen pembimbingku pergi ke Inggris. Aku baru
benar-benar mulai menulis di tengah semester dan melakukan bimbingan dengan Bu
Ratna (dosen pembimbingku) via email. Setelah beberapa kali bimbingan dan
revisi, akhirnya RTA ku jadi juga. Hmm, tentu saja tepat di tanggal deadline,
hehe.
Di semester kedua, aku mengambil mata
kuliah Tugas Akhir (TA). Aku mulai masuk laboratorium untuk melakukan
penelitian. Ternyata pemirsa, percayalah, RTA hanya rangkuman singkat (sangat
singkat), untuk penelitian yang sebenarnya. Banyak sekali kendala yang terjadi
selama aku melakukan penelitian. Mulai dari bahan baku yang susah dicari
(minyak nyamplung), antri alat di laboratorium, prosedur penelitian yang super
duper ribet (berkali-kali lebih ribet daripada yang tertulis di naskah final), sampai
kebakaran yang terjadi di laboratorium tempatku melakukan penelitian. Konyol
banget. Sepertinya semesta berkonspirasi untuk melakukan ujian terhadapku.
Kebakaran yang terjadi di laboratorium itu sebenarnya tidak besar, hanya saja
karena kali ini aku sedang tidak beruntung, maka bahan-bahan penelitianku yang
sudah setengah jadi pun menjadi korban. Coba tebak apa yang terjadi selanjutnya.
Yup, aku tidak berhasil lulus kuliah di semester 8. Aku harus melanjutkan
penelitianku di semester 9. Rasa menyesal pasti ada, apalagi aku sudah mengorbankan
banyak hal (tidak aktif di kegiatan-kegiatan besar di PLH SIKLUS ITS) untuk
bisa lulus di semester 8. Eh, ketika harapan mulai terlihat, malah terjadi
bencana, sampai akhirnya I must say bye-bye for graduation in 8th
semester.
Ohya, di tahun keempat perkuliahan-ku ada
dua kegiatan besar bersifat nasional di PLH SIKLUS ITS, yaitu Seminar Nasional
tentang Perubahan Iklim, serta Gowes Surabaya-Jogja dengan misi mengkampanyekan
sepeda pancal sebagai kendaraan bebas emisi. Dan aku melewatkan semua itu demi my
beloved cin(TA). Aku merasa amat sangat rugi. Tapi tak apalah, namanya juga
hidup. Pasti ada bahagia, ada susah, ada beruntung, ada tidak beruntung.
Nah, sekarang, di tahun kelima, aku sudah
menyelesaikan kuliahku. Hanya perlu mengurus beberapa hal untuk yudisium
sebelum akhirnya di wisuda pada bulan Maret mendatang. Yang kusesalkan di tahun
ini, sepertinya janji kami (aku dan beberapa teman seangkatan di PLH SIKLUS ITS:
Janet, Nurma, Norem) tidak akan terealisasi. Janji untuk wisuda bareng itu
akhirnya hilang entah kemana setelah Janet, Nurma, dan Norem memutuskan untuk
ikut serta dalam ekspedisi Sulawesi yang diadakan oleh Kopasus. Aku sempat
ingin ikut, tapiiiii tentu saja Ibuku tidak mengijinkannya. Well, setiap manusia
memang memiliki tujuan dan mimpi masing-masing. Aku juga memiliki mimpi dan
tujuan. Begitu juga Janet, Nurma, dan Norem. Semoga ekspedisi Sulawesi tersebut
bisa mewujudkan salah satu mimpi dan tujuan hidup mereka. Aku masih di sini,
meskipun belum kemana-mana, tapi juga sedang berusaha untuk mewujudkan mimpi
dan meraih tujuan hidupku. Di titik ini kita berpisah untuk mewujudkan mimpi
masing-masing, tetapi di titik berikutnya aku berharap kita akan bertemu lagi,
berkumpul, dan menceritakan berbagai hal yang kita alami masing-masing sambil
tertawa ceria. Semangat buat kita semua!
Hemm, ternyata sudah cukup panjang
ceritaku kali ini. Hehe. (ada yang baca gak ya?)
Nah, semoga setelah membaca cerita yang
panjang ini (Ya Allah, semoga ada yang baca ya Ya Allah.... #berdoa ala Baim),
kamu bisa.... Bisa apa ya? Bisa termotivasi deh biar lulus kuliah tepat waktu.
Hehe. Aamiin. Semangat buat kita semua.
cemungud mbak ekky..semoga tercapai mimpi dan cita2mu...cemungud ea.. add aku di friend list mu yak.. caesario111.blogspot.com
BalasHapusmbak sari rek, aku sampek pangling, hehe.. gmn mbak caranya nge add? aku masih bego nih mbak soal blogging, ajarin dong hehe
Hapusga onok aq ya
BalasHapushahahaha
ada dong dry, tapi di bab lain, wkwk :D
Hapuslek tak tulis nang kene engko gak iso dikomersilno koyok habibie ainun, wkwkwkwk
super sekali, hehe...
BalasHapusAssalamu'alaikuum mbak ekky.. saya suka tulisan mbak, tapi jangan pesimis dong mbak, ni buktinya saya yang baca tulisan mbak.
BalasHapusDibalas ya mbak, terimakasih :)
Salam kenal:)
Fb: Fathur Rizki
E-mail: fathur.rizki.fr93@gmail.com
(Y)
BalasHapus