Jumat, 25 Januari 2013

Empat Setengah Tahun Kuliah



Hari ini ada satu lagi beban yang berkurang, tetapi akan ada satu beban lagi yang datang. Beban yang jauh lebih berat.
Coba tebak...
Yup. Akhirnya setelah menempuh waktu 4,5 tahun, studi S1 ku pun selesai juga. Alhamdulillah... Eh, tinggal nunggu yudisium dan wisuda nih. Hoho.
Hmmm. 4,5 tahun. Lama, ya? Padahal waktu normalnya adalah 4 tahun. Hehe.
Dan hari ini pun, setelah melamun kesana kemari, otakku mulai flashback ke 4,5 tahun silam. Eh bukan, maksudnya flashback ke masa-masa selama kuliah 4,5 tahun ini. Hemm, dokumentasi ini aku tulis hari ini, dan akan aku baca di kemudian hari untuk dikenang, ditertawakan, dibagi ke anak cucu, diceritakan ke suami, dsb dsb. Yang jelas, karena tulisan ini sudah aku publish di blog, jadi siapa pun bebas membacanya. Yah, semoga menghibur, mencela, atau apa pun itu. Hehe. So, here we go.
Dimulai dari 4,5 tahun silam, aku sangat senang ketika cita-citaku untuk menjadi salah satu mahasiswa ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya) akhirnya terwujud. Lalu aku mengikuti masa OMB (Orientasi Mahasiswa Baru) selama beberapa bulan. FYI, di ITS-ku tersayang ini, masa ospek atau OMB nya memang dilakukan selama beberapa bulan sampai si mahasiswa baru dirasa cukup mampu dan siap menjadi mahasiswa. Sampai akhirnya, pada tanggal 16 April 2009 (bener nggak, sih? hehe), aku dan teman-teman seangkatanku 2008 di jurusan KIMIA FMIPA ITS pun dirasa layak menjadi mahasiswa dan diangkat menjadi ‘warga’. Hemm, kata ‘warga’ tidak perlu dibahas di sini. Intinya, kami (aku dan teman-teman seangkatanku) sudah bisa hidup ‘bebas’ di lingkungan kampus.
Selama menjalani peran sebagai mahasiswa baru, aku mencoba dua macam UKM. Bukan Usaha Kecil Menengah, lho, tapi Unit Kegiatan Mahasiswa. Yang pertama, UKM Kendo. Kendo adalah salah satu cabang olahraga bela diri yang berasal dari Jepang. Karena pernah gagal di Karate (selalu gak lolos ujian), maka aku mencoba peruntungan di dunia per-Kendo-an. Berbeda dengan Karate yang tidak memakai senjata alias tangan kosong, Kendo justru menggunakan pedang sebagai ciri khasnya. Hhh. Entah deh, kenapa dulu kok aku mupeng banget kepingin bisa bela diri, padahal gak ada bakat sama sekali. Dan tentu saja, sangat bisa ditebak bahwa akhirnya aku gagal juga di dunia per-Kendo-an. Sebelum diusir dari dojo (tempat latihan), aku segera menghilang dari UKM itu. Kalau tidak salah ingat, mungkin ada dua bulan aku ikut latihan Kendo, tapi masih saja belum bisa melakukan gerakan-gerakan sederhana. PAYAH!
UKM kedua adalah PLH SIKLUS ITS atau Pencinta Lingkungan Hidup SIKLUS ITS. UKM ini sangat identik dengan dunia ke-mapala-an (mapala = mahasiswa pencinta alam).  Maka, dengan berbekal kepo tentang bagaimana rasanya naik gunung, aku nekat mendaftarkan diri ke PLH SIKLUS ITS. Sebelumnya, aku sudah berhasil menghasut Meita (teman seangkatan di KIMIA) untuk ikut mendaftar di PLH SIKLUS ITS bersamaku. Dan akhirnya, hari itu (lupa tanggalnya), kami berdua mendaftar menjadi anggota PLH SIKLUS ITS. Sebelum menjadi anggota, ternyata kami harus mengikuti serangkaian kegiatan pendidikan dan latihan (Diklat) yang terdiri dari dua tahap. Tahap pertama adalah diklat forum dan praktek yang dilaksanakan di area kampus selama beberapa hari. Sedangkan tahap kedua adalah diklat lapangan yang dilaksanakan di luar kampus. Serangkaian kegiatan diklat itu ‘sangat mengesankan’ dan ‘menyenangkan’. Pokoknya WOW banget.
Di hari terakhir diklat lapangan, pada tanggal 28 Januari 2009, aku dan teman-teman seangkatan diklat ke-21 yang berjumlah 29 orang, dinyatakan lulus dan diangkat menjadi anggota muda PLH SIKLUS ITS angkatan XXI. Sejak hari itu, kehidupanku di kampus ITS-ku tersayang ini pun menjadi lebih ‘hidup’.
Setelah resmi menjadi anggota muda PLH SIKLUS ITS, aku dan ke-29 orang temanku diharapkan aktif dalam setiap kegiatan yang diadakan oleh PLH SIKLUS ITS dan mengikuti pola pembinaan yang sudah dirancang oleh divisi pendidikan dan latihan agar dapat diangkat menjadi anggota penuh. Nah, jadi di PLH SIKLUS ITS ini ada tiga jenis anggota, yaitu anggota muda (AM), anggota penuh (AP), dan anggota luar biasa (ALB). Anggota yang baru lulus diklat disebut anggota muda. Kemudian, setiap AM diharuskan mengikuti pola pembinaan yang biasanya terdiri dari rangkaian kegiatan selama satu tahun kepengurusan. Dari pola pembinaan tersebut, setiap AM akan dinilai keaktifan serta kelayakannya untuk menjadi anggota penuh. Jika belum dirasa layak, AM bisa mengulang pola pembinaan di tahun kepengurusan berikutnya. Jika AM sudah diangkat menjadi AP, maka AP-AP baru tersebut bisa mengabdikan dirinya untuk menjadi pengurus PLH SIKLUS ITS selama beberapa waktu. Setelah menunaikan kewajibannya sebagai AP dan lulus kuliah, maka AP akan diangkat menjadi ALB. Dan sebentar lagi aku akan menjadi ALB. Hehehe. Asiik \m/
Masa-masa AM menuju AP adalah masa-masa yang rentan, sebab ada beberapa AM yang tidak merasa sejalan dengan visi misi PLH SIKLUS ITS, sehingga akhirnya mereka terseleksi dengan sendirinya. Di angkatan 21 (angkatanku), dari 29 orang akhirnya diangkat 19 orang yang menjadi AP.
Ada banyak kenangan yang terjadi sejak aku menjadi anggota PLH SIKLUS ITS, and I promise I will write it next time. Tunggu yaa, hehe.
Well, setelah menjelajahi dunia UKM, aku mulai mencoba aktif di himpunan mahasiswa Kimia (HIMKA). Bersama teman-teman seangkatan C 26 (Chemistry angkatan ke-26), aku mendaftarkan diri sebagai pengurus. Setelah melewati proses wawancara, namaku tercantum juga di lembar SK kepengurusan HIMKA 2009-2010 sebagai Staff Divisi Hubungan Mahasiswa. Aku lupa persisnya ditugaskan di hubungan luar atau dalam, hehehe. FYI, this is for the first time for me to know how to be an organizer, soalnya masa-masa SMA kulewati begitu saja dengan menjadi siswa tipe SEPUL (Sekolah-Pulang). Rasanya waktu itu serasa menjadi orang penting, haha. Perasaan euforia itu akhirnya hilang setelah aku terlibat banyak kegiatan di PLH SIKLUS ITS. Bisa dibilang masa hidupku di HIMKA pendek sekali, tapi aku senang pernah melakukan beberapa hal untuk HIMKA. Salah satunya membuat FB HIMKA, meskipun akhirnya FB itu diambil alih oleh temanku sesama staff Humas karena aku sudah tidak aktif lagi di sana. Hoho, maaaaaf yaa.
Jadi, setelah aku ingat-ingat, pada tahun pertama di ITS, aku sudah menjadi warga HIMKA, sempat menjadi pengurus HIMKA, sempat mengikuti latihan Kendo selama 2 bulan, bergabung dengan PLH SIKLUS ITS, dan mengikuti pola pembinaan AM di PLH SIKLUS ITS.
Pada tahun Kedua, aku dilantik menjadi AP di PLH SIKLUS ITS dan menjadi pengurus di PLH SIKLUS ITS. Di tahun kedua ini, aku semakin hilang di HIMKA. Aku sudah tidak pernah menginjakkan kaki di basecamp HIMKA, juga tidak pernah mengikuti berbagai jenis pertemuan apa pun. Aku benar-benar berkonsentrasi di PLH SIKLUS ITS. Sebenarnya, aku bukan memilih untuk lebih aktif dan giat di PLH SIKLUS ITS daripada di HIMKA. Aku hanya merasa nyaman di PLH SIKLUS ITS dengan kegiatannya yang berbau ke-mapala-an. Waktu itu aku juga mempertimbangkan bahwa HIMKA memiliki SDM lebih banyak daripada PLH SIKLUS ITS. Entah ya, waktu itu rasanya aku benar-benar membutuhkan waktu 30 jam sehari. Hmm, mungkin aku nya saja yang kurang bisa membagi waktu. Hehe.
Apalagi ya yang terjadi di tahun kedua, hmm, aku lupa nih, nanti kalau ingat akan kutulis lagi.
Pada tahun ketiga, aku menjadi pengurus inti di PLH SIKLUS ITS sebagai sekretaris umum. Tugas sekretaris umum sebenarnya tidak begitu berat. Hanya perlu mendokumentasikan hasil rapat, membuat surat, mengawasi dan mendokumentasikan surat keluar masuk, membenahi basecamp, mengadakan dan memperbaiki alat tulis kantor, mendata anggota, dan tugas administrasi lainnya. Karena menjadi salah satu BPH (Badan Pengurus Harian), aku juga tidak diijinkan menjadi panitia dalam berbagai kegiatan di PLH SIKLUS ITS. Jadi intinya, aku memiliki banyak waktu luang. Nah, di sini lah letak kesalahanku. Dengan mempertimbangkan waktu luangku ini, aku memutuskan untuk pulang pergi setiap hari. Sebelumnya, aku ngekos di daerah dekat kampus, tetapi kemudian aku chek out dari kos dan memboyong semua barangku ke rumah. Hasilnya, setiap hari aku harus meluangkan waktu setidaknya dua jam untuk pulang ke rumah dan pergi ke kampus, sebab setiap perjalanan dari rumah ke kampus atau sebaliknya, membutuhkan waktu setidaknya satu jam. FYI, rumahku terletak di Sidoarjo dan kampus ITS terletak di Surabaya. Belum lagi, aku sudah mulai memutuskan untuk tidak meminta uang saku kepada orang tua. Dengan begitu, aku harus meluangkan waktu lagi setidaknya dua sampai tiga jam sehari untuk mengajar les privat. Alhasil, waktuku yang seharusnya 24 jam sehari berkurang menjadi 20-19 jam sehari.
Kalau ada kuliah pagi, aku berangkat dari rumah pukul 06.00 dan sampai di kampus pukul 07.00 (kalau tidak macet), lalu aku mengikuti perkuliahan sampai (anggap saja) pukul 17.00. Setelah magrib, aku mengajar les privat sampai pukul 20.00 atau 21.00. Kemudian baru pulang ke rumah yang membutuhkan waktu perjalanan selama 1 jam. Sampai di rumah, aku sudah lupa dengan tugas kuliah maupun tugas organisasi. Rasa lelah mengalahkanku. Saat-saat itu aku jadi berpikir padahal waktu menjadi AM aku selalu semangat dalam melakukan kegiatan di PLH SIKLUS ITS, tetapi sekarang lelah sedikit saja aku sudah kalah.
Dengan jadwal yang begitu padat akibat pulang pergi dan mengajar les privat, kehidupanku di kampus jadi berantakan. Karena lelah, aku jadi sering bolos kuliah. Sebenarnya waktu tahun kedua aku juga sering bolos sih, hehe. Hemm, sepertinya masa-masa rajinku hanya bertahan di tahun pertama, hoho. Aku juga kehilangan banyak momen di PLH SIKLUS ITS. Tugas administrasi ku berantakan, dan harus disokong oleh ketua umum yang waktu itu juga perempuan. Aku sangat malu. Sangat malu. Tapi apa mau dikata. Sekretariat PLH SIKLUS ITS juga tidak berhasil kubenahi. Jujur saja, aku tidak melakukan fungsiku sebagai sekretaris umum secara optimal.
Di tahun ketiga ini aku menjadi orang gagal. Di organisasi aku payah, di kuliah pun aku buruk. Asal tahu saja, di semester lima, IPS ku turun dari 3,2 (kalau tidak salah sih) menjadi 2,8 (yang ini pasti, soalnya sudah terpatri di hati, wkwk).
Tahun ketiga perkuliahan-ku di tutup dengan menjalani KP (Kerja Praktek) di PT IPMOMI Paiton. Tahu pembangkit listrik se-Jawa-Bali yang terletak di perbatasan Probolinggo-Situbondo, kan? Karena aku adalah orang yang sangat beruntung, jadi aku bisa KP di sana. Hahahaha.
Di tahun keempat, aku masih aktif di PLH SIKLUS ITS dengan menjadi pengurus sebagai staff divisi pendidikan dan latihan, tetapi sepertinya peranku hanya sebagai pelengkap, hahaha. Di semester pertama, aku mengambil mata kuliah Rancangan Tugas Akhir (RTA). Setelah menimbang-nimbang masalah waktu, biaya, dan minat, aku memutuskan untuk mengambil Tugas Akhir (TA) di bidang kimia anorganik, dengan judul TA: Pemanfaatan Kulit Telur Ayam dan Abu Layang Batubara sebagai Katalis Heterogen dalam Reaksi Transesterifikasi Minyak Nyamplung (Calophyllum Inophyllum Linn). Buseet, itu judul apa paragraf? Panjang banget.
Aku menyusun RTA dalam waktu cukup singkat, soalnya waktu itu dosen pembimbingku pergi ke Inggris. Aku baru benar-benar mulai menulis di tengah semester dan melakukan bimbingan dengan Bu Ratna (dosen pembimbingku) via email. Setelah beberapa kali bimbingan dan revisi, akhirnya RTA ku jadi juga. Hmm, tentu saja tepat di tanggal deadline, hehe.
Di semester kedua, aku mengambil mata kuliah Tugas Akhir (TA). Aku mulai masuk laboratorium untuk melakukan penelitian. Ternyata pemirsa, percayalah, RTA hanya rangkuman singkat (sangat singkat), untuk penelitian yang sebenarnya. Banyak sekali kendala yang terjadi selama aku melakukan penelitian. Mulai dari bahan baku yang susah dicari (minyak nyamplung), antri alat di laboratorium, prosedur penelitian yang super duper ribet (berkali-kali lebih ribet daripada yang tertulis di naskah final), sampai kebakaran yang terjadi di laboratorium tempatku melakukan penelitian. Konyol banget. Sepertinya semesta berkonspirasi untuk melakukan ujian terhadapku. Kebakaran yang terjadi di laboratorium itu sebenarnya tidak besar, hanya saja karena kali ini aku sedang tidak beruntung, maka bahan-bahan penelitianku yang sudah setengah jadi pun menjadi korban. Coba tebak apa yang terjadi selanjutnya. Yup, aku tidak berhasil lulus kuliah di semester 8. Aku harus melanjutkan penelitianku di semester 9. Rasa menyesal pasti ada, apalagi aku sudah mengorbankan banyak hal (tidak aktif di kegiatan-kegiatan besar di PLH SIKLUS ITS) untuk bisa lulus di semester 8. Eh, ketika harapan mulai terlihat, malah terjadi bencana, sampai akhirnya I must say bye-bye for graduation in 8th semester.
Ohya, di tahun keempat perkuliahan-ku ada dua kegiatan besar bersifat nasional di PLH SIKLUS ITS, yaitu Seminar Nasional tentang Perubahan Iklim, serta Gowes Surabaya-Jogja dengan misi mengkampanyekan sepeda pancal sebagai kendaraan bebas emisi. Dan aku melewatkan semua itu demi my beloved cin(TA). Aku merasa amat sangat rugi. Tapi tak apalah, namanya juga hidup. Pasti ada bahagia, ada susah, ada beruntung, ada tidak beruntung.
Nah, sekarang, di tahun kelima, aku sudah menyelesaikan kuliahku. Hanya perlu mengurus beberapa hal untuk yudisium sebelum akhirnya di wisuda pada bulan Maret mendatang. Yang kusesalkan di tahun ini, sepertinya janji kami (aku dan beberapa teman seangkatan di PLH SIKLUS ITS: Janet, Nurma, Norem) tidak akan terealisasi. Janji untuk wisuda bareng itu akhirnya hilang entah kemana setelah Janet, Nurma, dan Norem memutuskan untuk ikut serta dalam ekspedisi Sulawesi yang diadakan oleh Kopasus. Aku sempat ingin ikut, tapiiiii tentu saja Ibuku tidak mengijinkannya. Well, setiap manusia memang memiliki tujuan dan mimpi masing-masing. Aku juga memiliki mimpi dan tujuan. Begitu juga Janet, Nurma, dan Norem. Semoga ekspedisi Sulawesi tersebut bisa mewujudkan salah satu mimpi dan tujuan hidup mereka. Aku masih di sini, meskipun belum kemana-mana, tapi juga sedang berusaha untuk mewujudkan mimpi dan meraih tujuan hidupku. Di titik ini kita berpisah untuk mewujudkan mimpi masing-masing, tetapi di titik berikutnya aku berharap kita akan bertemu lagi, berkumpul, dan menceritakan berbagai hal yang kita alami masing-masing sambil tertawa ceria. Semangat buat kita semua!
Hemm, ternyata sudah cukup panjang ceritaku kali ini. Hehe. (ada yang baca gak ya?)
Nah, semoga setelah membaca cerita yang panjang ini (Ya Allah, semoga ada yang baca ya Ya Allah.... #berdoa ala Baim), kamu bisa.... Bisa apa ya? Bisa termotivasi deh biar lulus kuliah tepat waktu. Hehe. Aamiin. Semangat buat kita semua.

7 komentar:

  1. cemungud mbak ekky..semoga tercapai mimpi dan cita2mu...cemungud ea.. add aku di friend list mu yak.. caesario111.blogspot.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. mbak sari rek, aku sampek pangling, hehe.. gmn mbak caranya nge add? aku masih bego nih mbak soal blogging, ajarin dong hehe

      Hapus
  2. ga onok aq ya
    hahahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. ada dong dry, tapi di bab lain, wkwk :D
      lek tak tulis nang kene engko gak iso dikomersilno koyok habibie ainun, wkwkwkwk

      Hapus
  3. super sekali, hehe...

    BalasHapus
  4. Assalamu'alaikuum mbak ekky.. saya suka tulisan mbak, tapi jangan pesimis dong mbak, ni buktinya saya yang baca tulisan mbak.

    Dibalas ya mbak, terimakasih :)

    Salam kenal:)
    Fb: Fathur Rizki
    E-mail: fathur.rizki.fr93@gmail.com

    BalasHapus

terimakasih ^^