Bagaimana bisa aku memintamu untuk
mengenaliku secara utuh, jika bahkan untuk memahamimu pun aku belum bisa.
Sebaris kalimat itu menggantung di
tengah udara dalam kamarku. Rupanya selama ini aku hanya sibuk mencari makna
tentang kami, tanpa berusaha mencerna apa yang ia pikirkan. Masalah ini sepele
baginya, tidak begitu rumit seperti yang kuanggap. Dia masih bisa tertidur
dengan nyenyak dan yakin bahwa esok masih baik-baik saja buat kami. Sedangkan
aku, sepanjang waktu selalu berusaha memastikan bahwa kami [masih] baik-baik
saja. Dia melakukannya dengan sederhana.
Tapi rasaku tidak mampu menangkap
kesederhanaan lakunya. Pertanyaan-pertanyaan itu terus kucercakan padanya,
meski akhirnya tidak ada satu pun terjawab. Ah, lagi-lagi ia melakukannya
dengan sederhana.
Dia sederhana dan dewasa.
Tapi hatiku belum bisa percaya.
Apa yang sebenarnya ia rasakan. Apa
yang sebenarnya aku rasakan. Apakah kami tidak beresonansi?
Di tengah ‘musim dingin’ kami. I miss
him.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terimakasih ^^