KOSONG dan CAMPUR ADUK dan ENTAHLAH!!!
Entah apa yang harus kulakukan selanjutnya. Membuangnya jauh-jauh, atau justru memaksanya agar mau berjalan ke arah yang sama denganku?
Aku bukan muslimah yang sangat muslimah. Aku hanya mengenakan kerudung sekenanya, dan masih nyaman dengan celana pensil. Tapi aku cukup mengerti tentang rukun Iman, rukun Islam, mana yang boleh dan mana yang tidak boleh, meskipun sebenarnya aku juga sering khilaf (namanya juga manusia, hehe J). Kekhilafanku yang paling besar adalah ketika aku berpacaran dengannya.
Dia mengaku beragama Islam. Waktu aku cek di KTP-nya, memang Islam, kok. Dia sangat menjadi dirinya, dan sangat berkarakter. Secara fisik, dia oke.
Awal mula cerita, kami diperkenalkan oleh takdir. Sekitar dua bulan setelah saling mengenal, dia bilang sayang dan cinta padaku. Mustahil sekali, menurutku. Tapi toh, meskipun awalnya aku menolak, akhirnya pun aku mau pacaran sama dia. Singkat kata, kami pun jadian.
Mungkin aku yang terlalu bodoh, polos, lugu, goblok, bego, dan yang sebangsanya lah. Aku gampangan banget percaya sama omongan dan janji-janjinya. Aku terlalu melihat sisi baiknya, tanpa mempertimbangkan dia punya sisi lain.
Sisi baiknya dia, dia sangat lembut dan sabar dan mau mengalah dan mau mengerti. Sedangkan sisinya yang lain, dia ternyata pandai berakting dan tahu bagaimana cara berbohong yang baik. Wow!!
***
TO BE CONTINUED . . .
apik ky..ceritae unik,kreatif...tp emane kurang menjelaskan tempat,trus nek iso selipkan kata kata ilmiah... ben lebih keren...semanagad..
BalasHapusyang cerpen kedua...jangan terlalu pake emosi kalau nulis...lebih enjoy aja..:-)
BalasHapus